Seminar Nasional Ikan (SEMNASIKAN) ke-12 yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Mulawarman (UNMUL) bekerja sama dengan IPB University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), PT Bayan Resources dan WWF, Sabtu (08/06/2024). Sukses diselenggarakan secara luring di Gedung Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si., UNMUL HUB dan secara daring melalui Zoom. 

Mengangkat tema ‘Optimasi Pengolaan Perikanan secara Berkelanjutan untuk Menyongsong Indonesia Emas’, seminar ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M. Si., IPU., ASEAN Eng., selaku Rektor UNMUL, Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M. Si. selaku Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN yang akan menjadi narasumber utama, Dr. Ir. Komsanah Sukarti, M. P., selaku Ketua Panitia SEMNASIKAN ke-12 dan Dekan oleh FPIK UNMUL, Prof. Dr. Djumanto, M. Sc. selaku Ketua Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Samarinda yang diwakili oleh Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, serta peserta SEMNASIKAN ke-12. 

Seminar ini menghadirkan tiga narasumber lain, yakni Curator of Ichthyology at the Lee Kong Chian Natural History Museum,  National University of Singapore, Dr. Heok Hui Tan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, H. Irhan Hukmaidy, S. Pi., M. Si., dan  Ditjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Samsul Bahrawi, S. St. Pi., M. Sc.

Seminar dibuka dengan tari kreasi bertajuk ‘flying high’ yang berasal dari Suku Dayak dan menggambarkan semangat, kebebasan, dan mengejar impian dengan tekad yang kuat dari Himpunan Mahasiswa Akuakultur sebagai sambutan selamat datang. Tarian ini semacam gambaran tujuan dan harapan dari acara pada hari ini. Sebelumnya, FPIK UNMUL sudah melakukan kerja sama dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut di Tingkat Kementrian.

“Seminar ini adalah implementasi dari kerja sama antara Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) dengan FPIK UNMUL dan nantinya akan secara resmi ditandatangani,” Ucap Dr. Ir. Komsanah Sukarti, M. P., selaku Ketua Panitia SEMNASIKAN ke-12 sekaligus Dekan oleh FPIK UNMUL pada penyampaian sambutan dan laporannya.

Seminar diikuti 182 pemakalah dari bidang biosistematika, taksonomi dan genetika, dan biologi produksi dan pertumbuhan, biogeografi dan ekologi, budidaya, kelembagaan dan kearifan lokal, dan lain-lain, termasuk pembahasan di luar perikanan. Selain itu, terdapat 43 instansi tersebar dari seluruh Indonesia, bahkan dari Pukyong National University di Busan, Korea, yang mengikuti acara ini. 

Ketua Panitia SEMNASIKAN ke-12 sekaligus Dekan oleh FPIK UNMUL menyampaikan, akan ada kegiatan ‘Susur Mahakam’ di sore nanti, yakni menikmati Sungai Mahakam pada sore hari menggunakan kapal bagi peserta luring. “Semoga acara ini membawa manfaat bagi kita semua, baik bagi Pembangunan IKN, maupun bagi UNMUL itu sendiri,”  tutupnya.

Seminar ini diadakan setahun sekali sebagai perhelatan ilmiah oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), sekaligus memperingati hari lahirnya yang jatuh pada 6 Juni 2024. Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) memiliki visi menjadi organisasi terkemuka dalam keanekaragaman ikan. “Melalui seminar ini, kami mengajak seluruh pemerhati dan pemangku kebijakan bidang perikanan untuk menatap ke depan, dalam konteks ini Kalimantan Timur (kaltim) sebagai provinsi di mana Ibu kota Negara berada,” imbuh Prof. Dr. Djumanto, M. Sc. selaku Ketua Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII). Oleh karena itu, pemilihan tema ini juga menandai penetapan lokasi seminar di UNMUL yang berada di kawasan Ibu kota Negara. 

“Harapannya, FPIK UNMUL dapat memposisikan diri sebagai Center of Excellent yang mengawal pengkajian keanekaragaman ikan untuk seluruh perairan di Kawasan IKN,” jelasnya pada penyampaian sambutan SEMNASIKAN ke-12. Ia menambahkan, di tahun depan, tanggal 9—10 juni 2025, Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) akan menyelenggarakan seminar internasional yang akan diadakan di Jakarta, serta turut mengundang para hadirin, termasuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Mulawarman (UNMUL), Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN dan Dinas Perikanan dan Kelautan di Kalimantan Timur, diundang ke sana. 

Seminar ini menjadi platform bertukar pengetahuan, pengalaman, dan memperluas wawasan potensi sumber daya kelautan. Seminar ini menjadi pintu kolaborasi dengan ahli lainnya. Tahun depan, tanggal 9-10 Juni 2025 MII akan menyelenggarakan seminar internasional yang akan diadakan di Jakarta dan diundang ke sana. Semoga MII semakin maju,” kata Ketua MII.

Rektor UNMUL, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M. Si., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. “Pembangunan perikanan sangat penting, baik dalam bentuk diskusi maupun strategi pembangunan dan pengelolaan perikanan. Mudah-mudahan output dari kegiatan seminar hari ini, menghasilkan rekomendasi untuk strategi tersebut dalam rangka menguatkan pembangunan IKN,” tegas Prof. Abdunnur.

Kondisi Kalimantan Timur yang memiliki hutan hujan tropis, akan mempengaruhi pengelolaan perikanan di Kalimantan Timur dengan wilayah lain di Indonesia. Maka dari itu, strategi pembangunan dan pengelolaan ikan sangat penting didiskusikan pada Seminar Nasional Ke-24 itu. Dengan adanya seminar internasional, Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) akan mengembangkan lingkupnya dengan membuka member global untuk semakin membangun kolaborasi, bersinergi, dan berintegrasi.

“Menuju world class university tidak cukup dalam skala nasional, tetapi harus internasional. Semoga di seminar internasional MII tahun depan, UNMUL dapat diberikan kesempatan mengambil peran,” tutur Rektor UNMUL.

Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M. Si. selaku Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN menyebutkan ada delapan prinsip kerja dalam pembangunan IKN, salah satunya prinsip selaras dengan alam. Prinsip ini seimbang dengan konsep IKN sebagai zero emition city. Akibatnya, pembahasan perubahan iklim yang berdampak ke laut atau justru difaktori oleh laut, perlu disuarakan. IKN akan menjadi kota hutan hujan tropis dan menghasilkan ‘water integrated management’ dari hulu ke hilir.

“Optimalisasi pengolahan hasil ikan di IKN masih kurang, dan rencananya Muara Jawa akan menjadi pusat industri perikanan, mulai dari adanya Pelabuhan sampai industri pengolahan,” ujarnya pada sesi penyampaian materi oleh narasumber utama. Melalui rencana tersebut, perlu adanya penguatan daerah Muara Jawa yang didukung oleh sumbangsih pemikiran masyarakat. 

Penulis  : Raisha Azzahro

Editor    : Sulkarnain

Foto       : Mursyid Mugni

Tanggal : 08 Juni 2024

Sumber: unmul.ac.id


berita FS