Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan menggelar Sea-Sense Seminar #1 dengan judul “Membangun Relasi Akademik yang Beretika dan Aman di Lingkungan Kampus”. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Jumat (15/6/2025) di Ruang Kerapu, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Mulawarman. Sebanyak kurang lebih 100 peserta hadir, mulai dari mahasiswa dan dosen khususnya di lingkungan FPIK. Acara tersebut digelar secara luring mulai pukul 08.00 WITA dan dibuka oleh Prof. Dr. H. Moh. Bahzar, M.Si selaku Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulawarman. 

Dalam sambutannya beliau menjelaskan, “Seminar ini sangar relevan dan patut untuk diikuti oleh sivitas akademika, khususnya mahasiswa dan dosen. Ada kesadaran yang perlu ditumbuhkan bahwa kita tidak hanya menekankan prestasi akademik, namun juga perlu memperhatikan relasi antarindividu yang aman dan berertika”.  Menurut saya, ada beberapa hal yang membuat seminar ini sangat relevan dan patut untuk diikuti oleh sivitas akademika, khususnya mahasiswa dan dosen. Kemudian, kalau kita lihat dari konteks situasi kampus saat ini, kita memang sedang berada dalam fase transisi dan refleksi . Banyak dinamika sosial yang terjadi, baik secara internal di lingkungan universitas maupun secara lebih luas di masyarakat. Kita bisa menyebut ini sebagai bagian dari proses reformasi kultural di dalam kampus. Ada kesadaran yang mulai tumbuh bahwa kita tidak bisa hanya menekankan prestasi akademik tanpa memperhatikan bagaimana relasi antar individu. Acara ini menghadirkan dua (2) narasumber, yakni Nur Aripkah, S.H., M.H. selaku akademisi dari Fakultas Hukum dan Kadek Dristiana Dwivayani, S.Sos., M.Med.Kom selaku akademisi Ilmu Komunikasi, Fakultas ILmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Seminar series pertama ini juga dimoderatori oleh Dr. Erwiantono, S.Pi., M.Si yang juga akademisi dari Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan.  Narasumber pertama dalam seminar series ini adalah Nur Aripkah, S.H., M.H yang memaparkan materi: “Relasi Akademik yang Beretika dan Aman: Arah Pembaruan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi”. Beliau menjelaskan upaya penanganan kekerasan di lingkungan perguruan tinggi berdasarkan Permendikbudriset No. 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT). Selanjutnya, narasumber kedua adalah Kadek Dristiana Dwivayani, S.Sos., M.Med.Kom. Beliau mempresentasikan materi tentang “Komunikasi Asertif :  Membangun Relasi Akademik, Beretika & Aman”. Komunikasi Asertif dipahami sebagai cara menyampaikan pesan dengan jelas, tegas dan penuh hormat kepada orang lain. Upaya penerapan komunikasi asertif dirasa tepat untuk menjalin relasi akademik yang beretika. Sesi diskusi berlangsung setelah pemaparan dari masing-masing narasumber. Dalam sesi ini terjadi diskusi interaksi. Diskusi yang interaktif ini menjadi ruang bagi para narasumber dan peserta seminar memperkaya wawasan mengenai langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk menciptakan kampus yang aman. Pada penutupan acara, moderator memberikan Kesimpulan berupa upaya mewujudkan relasi yang beretika dan aman, maka komunikasi yang asertif diperlukan. Upaya menghindari relasi dengan kekerasan seksual maupun psikis harus dilakukan melalui mekanisme terstruktur dan professional. Relasi antara civitas akademik perlu menjaga etika komunikasi serta saling memahami batasan peran dan privasi.

berita FS